Rabu, 23 Januari 2008

Kota Di tengah Dusun

“Eh tau ga? Sekarang di Jatinangor udah ada mall loh. Udah ada bioskop, tempat biliard, lapangan futsal sintetik”. “Wah kalo begitu sekarang Jatinangor bukan dusun lagi dong?”. Pembicaraan seperti ini sudah banyak didengar di kalangan mahasiswa yang kuliah di Jatinangor. Memang benar, saat ini Jatinagor bukan hanya sebuah dusun yang jauh dari peradaban kota. Bisa dibilang saat ini Jatinagor sudah menjadi kota. Mungkin hal ini didukung oleh adanya empat universitas yang menjadikan Jatinagor menjadi wilayah pendidikan. Empat universitas itu antara lain adalah Universitas Padjajaran, Universitas Winaya Mukti, IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), IKOPIN.
Mungkin jika siang hari akan terlihat banyak sekali mahasiswa mulai dari mahasiswa IPDN, mahasiswa IKOPIN, mahasiswa UNWIM, dan mahasiswa UNPAD, yang berkeliaran dan menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa.
Namun saat malam tiba, suasana tiba-tiba berubah total. Jatinangor berubah menjaditempat yang cocok untuk wisata kuliner. Banyak penjaja makanan yang menjual barang dagangannya di berbagai tempat di Jatinangor. Mulai dengan mendirikan tenda-tenda sampai dengan membuka toko sendiri. Harga makanan yang dijual berkisar rata-rata Rp. 5000 sampai dengan Rp. 15000. Dengan kata lain disesuaikan dengan kemampuan konsumen yang rata-rata mahasiswa.
Mahasiswa yang kuliah di Jatinangor kebanyakan berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Pekanbaru, Makassar, dan masih banyak lagi. Secara otomatis mereka membutuhkan sarana hiburan untuk melepaskan segala kejenuhan mereka disela-sela kesibukkan mereka kuliah.
Kehadiran JATOS (Jatinangor Town Square) juga secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Terutama yang memiliki usaha warung-warung kecil dan tempat makan yang sederhana secara otomatis penghasilannya akan tergerus dan tersedot dengan kehadiran JATOS. Belum lagi sebagai pusat keramaian menjadikan jalan didepan JATOS menjadi macet dan padat sehingga makin membuat ketidaknyamanan bagi penduduk setempat.
Pasalnya Jatinagor adalah wilayah pendidikan, dengan adanya fasilitas seperti tempat olahraga biliard, pusat perbelanjaan, dan pusat olahraga futsal, bisa jadi masyarakat yang mayoritas adalah mahasiswa menjadi malas untuk kuliah.
Masalah kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Jatinangor Kabupaten Sumedang, sudah bisa dikurangi. Untuk mengatasi masalah lalu lintas di daerah tersebut, Dinas Bina Marga Jabar, tahun ini akan membuat ruas jalan sepanjang lebih kurang 1,2 km, untuk membagi dua arus lalu lintas di Jatinangor.
Kemacetan itu juga mungkin bisa teratasi dengan membuat terminal kecil untuk bus kota. Mungkin lokasi untuk terminal itu di samping ruas jalan baru di belakang kawasan pemukiman penduduk pada bagian lahan kampus Unpad. Pemerintah daerah Sumedang yakin dengan adanya jalan baru akan mengurangi kemacetan di Jatinangor.
Selain masalah yang di timbulkan memang banyak juga keuntungan yang di hasilkan dengan Kehadiran JATOS seperti timbulnya lapangan pekerjaan, kemudahan memperoleh kebutuhan bagi mahasiswa dan variasi hiburan yang pastinya. Dan dengan hadirnya JATOS mahasiswa yang belajar di salah satu universitas di Jatinangor tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk bisa mendapatkan hiburan.

Bayu Taruna Wibisono
2101 1006 0367

Tidak ada komentar: